POTENSI KONTES SAPI ADUAN TOK-TOK SAPE SEBAGAI AJANG PROMOSI WISATA KULTURAL–EKO WISATA DAN KUALITAS KEUNGGULAN SAPI BAWEAN
Sudah waktunya beberapa breed/jenis sapi yang ada di Pulau Bawean dimanfaatkan untuk bisa lebih meningkatkan potensi wisata kultural dan ekowisata. Dengan demikian, dimasa datang pulau Bawean tidak hanya dicirikan dan terkenal karena keberadaan satwa endemik Rusa Bawean, namun juga memiliki sapi jenis Bawean yang unggul, manfaat dan berkualitas. Breed atau Jenis sapi utama yang ada di Pulau Bawean, sementara ini telah teridenfifikasi diantaranya adalah sapi Bali, Sapi Madura dan Sapi Bekisar (sapi Silangan dengan salah satu tetua Sapi Bali dan atau Sapi Madura), meskipun ditemukan juga sapi keturunan persilangan berdarah Brahman,secara fenotipik berwarna abu abu putih dalam jumlah sangat terbatas. Menurut Bapak Suli, lurah desa Kelompang gubug, yang juga peternak, pedagang dan sekaligus ketua salah satu Persatuan Sapi Tok-tok, di kecamatan Tambak Bawean, jumlah populasi terbesar saat ini adalah indukan sapi merah atau sapi Madura. Tim peneliti yang merupakan anggota Riset Group Bank Sel gamet Fakultas Peternakan UB yang diketuai oleh Prof Dr.Ir. Gatot Ciptadi, DESS, IPU dan disertai anggota tim Dr Ir. Agus Budiarto, MS., Ardyah Irsanti R. Putri, SSi, MSi, dan mahasiswa Fakultas Peternakan UB, selama sehari penuh pada tanggal 27 Juli 2022, melakukan observasi dan penelitian kontes sapi Tok-Tok di Pulau Bawean ini.
Peserta kontes sapi aduan berjumlah 23 pasang sapi jantan dari berbagai bangsa (sapi Bali murni, Sapi Madura dan hasil persilangannya yang dikenal sebagai Sapi Bawean. Pasangan sapi yg beradu didasarkan pada perfomans dan klasifikasi ukuran tubuh (klas kecil dan klas besar). Teknis penentuan pemenang hanya didasarkan keluarnya/lari dari gelanggang adu salah satu pasangan dari arena yang bisa berlangsung antara 2 menit hingga yang terlama berlangsung 20 menit. Jika dimasa datang , faktor keamanan bagi penonton sapi aduan ini bisa disiapkan lebih baik, maka kontes sapi aduan ini akan sangat menarik bagi pengunjung dan wisatawan. Dari diskusi informal dengan beberapa tokoh kunci yang ada di Pulau Bawean disimpulkan bahwa berbagai jenis sapi-sapi di Pulau Bawean ini sangat potensial untuk dikembangkan, ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya ataun populasinya baik untuk perdagangan, pemenuhan produksi ternak , eko wisata ataupun wisata kultural, khususnya sapi tok-tok (BSG-01)






