POTENSI, PELUANG DAN HARAPAN PULAU BAWEAN SEBAGAI WAHANA DESTINASI WISATA BARU DI JAWA TIMUR

Agus Budiarto., 1,2Gatot Ciptadi., 3Sri Rahayu., 1Adelina  H., 4Yudit Oktalivia., 5Ardyah I. R Putri., 6Mudawamah dan 7Khonita R. Diani

1Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, 2Sekolah Pascasarjana PDIL UB, 3Fakultas MIPA-Biologi, UB, 4Fakultas Kedokteran Hewan UB, 5Fakultas Peternakan PSDKU Kediri, 6Fakultas Peternakan UNISMA, 7Sekolah Pascasarjana PSLP UB.

Pulau Bawean merupakan pulau kecil yang dikelilingi lautan Jawa dan masuk dalam wilayah administrasi dari Kabupaten Gresik. Secara geografis, Pulau Bawean terletak pada koordinat 05°76’49,54″ sampai 05°87’13,43″ Lintang Selatan dan 112° 56’90,92″ sampai 112°77’63,14″ Bujur Timur (Hidayah dkk., 2918). Pulau ini mempunyai potensi alam yang tidak kalah indah dengan wilayah Jawa Timur lainnya. Sebagian besar penduduk Bawean bermata pencaharian sebagai petani, nelayan dan pedagang. Aspek yang sangat menunjang Pulau Bawean adalah destinasi wisata, alam dan atraksi budaya daerah.    

Terdapat beberapa potensi lingkungan alam yang dikembangkan para pengusaha kecil menengah di Pulau Bawean seperti pembuatan gula aren dan hasil ikutannya, macam-macam kerupuk ikan, anyaman dan lain-lain, namun semua potensi itu belum bisa berkembang pesat padahal bisa menjadi harapan untuk mendukung pengembangan wisata alam, baik di pantai maupun di atas gunung. Melalui program Pengabdian Masyarakat Strategis (PMS) yang menitikberatkan pada penguatan desa mandiri yaitu mengarah pada pengembangan pariwisata desa, penguatan kluster UMKM, pemberdayaan BUMDES dan pengembangan produk unggulan desa yang diharapkan secara bertahap dapat terwujud. Desa Kebunteluk dalam memiliki produk berupa madu lebah hutan yang telah dipasarkan hingga Malaysia, industri gula arena dan anyaman bambu tetapi masih terkendala jumlah tenaga kerja dan musim hujan yang mengakibatkan sulitnya mengambil air nira (Santoso, 2016).

Untuk mewujudkan upaya tersebut, melalui program PMS dan 20 mahasiswa KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik) tahun akademik 2021/2022 yang berasal dari berbagai disiplin ilmu di lingkungan Universitas Brawijaya, berhasil menemukan besarnya peluang dan menemukan celah yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan yaitu mutu produk yang dihasilkan. Peluang tersebut akan dimanfaatkan demi mencapai target pembentukan lembaga yang bersifat mandiri dan mampu membiayai kehidupannya.  Terdapat 2 lembaga mitra yaitu Pondok Pesantren Penaber dan Lembaga Pendidikan Sosial. Pondok Pesantren Penaber dan Lembaga Pendidikan Sosial berfungsi sebagai produsen ternak, KSBM sebagai mitra yang mempromosikan, menampung dan memasok produk serta saprodi. Tiga mitra yang disebutkan diatas telah dirintis sejak tahun 2021 oleh tim program Doktor Mengabdi yang terdiri dari Prof Dr.Gatot Ciptadi, Dr.Agus Budiarto, Prof. Sri Rahayu, Adelina S.Pt dan drh. Yudit Oktalivia. Program yang dilakukan telah sesuai dengan strategi pengembangan wisata Pulau Bawean dalam penelitian Ramli, dkk (2012) yakni memanfaatkan semua potensi sumberdaya agar menjadi daya tarik wisata, misalnya pantai, pegunungan, budaya, pendidikan dan sejarah; memperkuat kerjasama dengan stakeholder untuk memperkuat perekonomian masyarakat setempat dan meningkatkan kualitas SDM; serta meningkatkan kualitas sarpras seperti jalan dan fasilitas lainnya.

Obyek wisata alam dan rusa bawean menjadi daya tarik bagi para ilmuwan dan masyarakat pencinta lingkungan. Rusa Bawean (Axis kuhlii) adalah satwa harapan dan ciri spesifik dari Pulau Bawean. Tidak hanya penting dan perlu dilakukan konservasi tetapi juga kedepan bisa dikembangkan sebagai salah satu tujuan ekowisata yang menarik bagi wisatawan.  Pada saat ini ada dua pusat penangkaran dan pemeliharaan rusa semi intensif di Pulau Bawean yaitu di Pudakit timur dan di Mombhul Kecamatan Sangkapura (Fizriyah dkk, 2022). Obyek wisata selain alam yang ada di pulau Bawean adalah wisata budaya. Budaya khas bawean dikembangkan oleh kelompok budaya desa Gunung Teguh. Terdapat budaya “Tok Tok Sape” yang sejarahnya berawal dari kebiasaan petani yang setelah menggarap sawah dan memandikan sapi menyaksikan sapinya saling adu kepala. Pasangan sapi yg diadu dalam tradisi ini dikelompokkan sesuai dengan perfomana dan klasifikasi ukuran tubuh. Teknis penentuan pemenang didasarkan kecepatan lari dari gelanggang adu. Pertandingan bisa berlangsung antara 2 menit hingga yang terlama berlangsung selama 20 menit. Bila dimasa mendatang terdapat perbaikan pada faktor keamanan bagi penonton, maka sapi aduan ini akan sangat menarik bagi pengunjung dan wisatawan (Ciptadi BSG-01, 2021).

Selain itu terdapat budaya Pencak Silat yang dilakukan di Pondok Pesantren. Budaya pencak silat yang popular di kalangan pondok disuguhkan sebagai bentuk ucapan selamat datang pada setiap tamu yang datang atau dalam pembukaan suatu acara. Beberapa kegiatan seperti Ngaji Batik, Eco Pesantren Penaber, serta pengembangan peternakan kambing dan sapi merupakan bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang diajarkan dan berpotensi meningkatkan minat santri dalam menggerakkan ekonomi kreatif pulau Bawean (Ciptadi, 2021).

Pencak Silat
Tok-tok Sape

Terdapat destinasi wisata lain yang bisa dikunjungi seperti Danau Kastoba,  penangkaran eksitu Pudakit, sumber air panas, snorkeling Pulau Gili dan Pulau Chena, hijau daun mangrove, kolam Renang Balik Arus dsb. Kawasan wisata bahari Pulau Bawean memiliki tingkat kesesuaian wilayah dengan kategori sangat sesuai (S1). Kegiatan rekreasi pantai memiliki tingkat keseusaian sebesar 88,33 persen, snorkeling sebesar 84,21 persen dan untuk selam sebesar 81,48 persen. Nilai daya dukung kawasan wisata bahari Pulau Bawean rata-rata adalah 398 orang per hari, nilai daya dukung untuk wisata rekreasi pantai sebanyak 202 orang per hari, snorkeling sebanyak 120 orang per hari, dan wisata selam sebanyak 68 orang per hari (Sukandar, Dewi dan Handayani, 2017).

Pantai Mombhul
Pantai Selayar WBS
Rusa Bawean

Tidaklah komplit bila daerah wisata tidak dilengkapi makanan kuliner. Terdapat beberapa makanan kuliner, buah tangan khas Bawean yang bisa dibawa pulang seperti gula aren dan krupuk ikan. Ada pula kerajinan anyaman yang bisa juga menjadi oleh-oleh.

Buah tangan yang tidak kalah populer adalah kain batik tulis maupun cap yang diproduksi oleh mitra kegiatan yaitu Pondok pesantren Penaber Kecamatan Tambak. Motif batik tulis berupa rangkah tanduk rusa dan rumah durhung, serta bunga stigi menjadi ciri khas pulau Bawean. Namun motif lain yang akan dikembangkan berhubungan budaya tok-tok sape, cerita alam Bawean yang dikelilingi laut, serta batik ecoprint yang memanfaatkan berbagai jenis daun dari berbagai jenis tanaman yang tumbuh dengan subur di Pulau Bawean. Selama satu bulan 20 mahasiswa UB mendampingi pengembangan dan peningkatan kualitas serta sistem promosi dengan perbaikan labeling dan packaging. Harapannya kegiatan yang sama bisa ditingkatkan keberlanjutannya sampai pengurusan IRT dan Haki nya. Bentuk promosi yang bisa dilakukan untuk pariwisata di Pulau Bawean adalah dengan menyelenggarakan event, brosur, iklan, buku profil wisata, media cetak, dan media elektronik seperti website (Satvikadewi dan Hamim, 2018).

Gula aren
Krupuk posot-posot
Krupuk Ikan Tongkol
Kerajinan Anyaman Pandan
Batik Khas Pulau Bawean

Berikut bukti nyata dan kepedulian Pemerintah kepala wilayah kecamatam Tambak adalah dengan langsung melakukan gebrakan mendukung batik khas bawean dengan hadir dalam acara di Kabupaten Gresik.

Bapak Camat (Nur Syamsi) beserta ketua penggerak PKK Kecamataan tambak

Bapak Nur Syamsi menyampaikan bahwa “Batik Penaber Bawean mempunyai ciri khas dengan beragam motif kearifan lokal di Pulau Bawean. Seperti, Talo, Rusa Bawean, dan Dhurung. Talo merupakan singkatan dari Tali-Olo atau ikat kepala yang menjadi identitas simbolik bermakna filosofi. Motif Rusa Bawean melambangkan kegesitan rusa sebagai gambaran seorang lelaki yang bekerja keras dengan jangkauan luas hingga luar pulau. Sedangkan motif Dhurung (Rumah duduk) sebagai gambaran tanggung jawab seorang perempuan terhadap apa yang diamanahkan oleh suami yang sedang dalam perantauan,”. Dijelaskan oleh Ibu Ketua Penggerak PKK Tambak Elvy Suraiya bahwa karya batik Panaber ini merupakan hasil kerjasama antara Universitas Brawijaya Malang dengan Pondok Pesantren Penaber, Desa Sukaoneng Kecamatan Tambak. Pihaknya berkomitmen mengembangkan produk UMKM Bawean. Khusunya di Kecamatan Tambak (diambil dari berita  GresikSatu, Sabtu, 16/07/2022 | 08:54 WIB oleh Miftahul Faiz).

DAFTAR PUSTAKA

Agus Budiarto, Ciptadi, G. Yudit Oktanela dan Sri Rahayu.2021. Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya Kembangkan Komoditi Ternak Potensial Melalui Peningkatan Ekonomi Kreatif di Pulau Bawean. https://www.bankselgamet.com/2021/11/15/doktor-mengabdi-universitas-brawijaya-kembangkan-komoditi-ternak-potensial-melalui-peningkatan-ekonomi-kreatif-di-pulau-bawean/. Diakses pada 13.00, 10 Oktober 2022.

Ciptadi, G., Agus Budiarto, Puji Akhiroh, Yudit Oktanella, Sri Rahayu, Adelina H. Ardyah IR Putri,  2022. Potensi Kontes Sapi Aduan Tok-Tok Sape Sebagai Ajang Promosi Wisata Kultural–Ekowisata Dan Kualitas Keunggulan Sapi Bawean. https://www.bankselgamet.com/2022/07/29/potensi-kontes-sapi-aduan-tok-tok-sape-sebagai-ajang-promosi-wisata-kultural-eko-wisata-dan-kualitas-keunggulan-sapi-bawean%ef%bf%bc/. Diakses pada 13.00, 10 Oktober 2022.

Fizriyah, E., G. Ciptadi., A. Budiarto., Y. Oktanella., Ardyah I. R. Putri, A. Hemiyanti., A. Efani dan Q. Sholihah. 2022. Penangkaran Rusa di Pulau Bawean Perlu Padang Penggembalaan Lebih Luas dan Peningkatan Kualitas Pakan. https://www.bankselgamet.com/2022/08/12/penangkaran-rusa-di-pulau-bawean-perlu-padang-penggembalaan-lebih-luas-dan-peningkatan-kualitas-pakan/. Diakses pada 13.00, 10 Oktober 2022.

Hidayah, Z., A. Romadhon dan Y. Witjanarko. 2018. Penilaian Kerentanan Wilayah Pesisir Selatan Pulau Bawean terhadap Kenaikan Muka Air Laut. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada. 20 (2):87-94. DOI: 10.22146/jfs.36109.

Santoso, Pudjio. 2016. Respon Masyarakat dan Pemerintah Desa dalam Menangkap Peluang Pengembangan Pariwisata di Bawean. Jurnal BioKultur. 5(2):262-271.

Sukandar, S., C. S. U. Dewi dan M. Handayani. 2017. Analisis kesesuaian dan daya dukung lingkungan bagi pengembangan wisata bahari di Pulau Bawean Kabupaten Gresik Provinsi Jaya Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan. 6 (3):205-213.

Ramli, M., E. K. S. Harini Muntasib dan A. P. Kartono. 2012. Strategi Pengembangan Wisata Di Pulau Bawean Kabupaten Gresik (Tourism Development Strategy in Bawean Island, Gresik Distric). Jurnal Media Konservasi. 17(2):79-84.

Satvikadewi, A. A. I. P dan Hamim. 2018. Strategi Komunikasi Untuk Mempromosikan Dan Meningkatkan Potensi Lokal Wisata Pulau Bawean. Jurnal Representamen. 4 (2):79-91.