Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya Kembangkan Komoditi Ternak Potensial Melalui Peningkatan Ekonomi Kreatif di Pulau Bawean


Gambar 1: foto bersama tim Doktor Mengabdi dengan pihak Pondok Pesantren Nasy’atul Barokah Penaber

Pondok pesantren merupakan mekanisme penting dalam proses penyebaran Islam, khususnya di Pulau Jawa. Tidak dapat dinafikan, perkembangan dan kemajuan Islam adalah hasil daripada peranan yang dimainkan oleh pondok pesantren. Kultur pesantren dan masyarakat berperan penting dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi dan penguatan industri masyarakat. Diantara banyak potensi, pesantren memiliki peluang besar dalam mekanisme pengkaderan di kalangan masyarakat serta dianggap mampu mencetak SDM dan program pemberdayaan masyarakat.

Pondok Pesantren Nasy’atul Barokah Penaber merupakan salah satu ponpes di Pulau Bawean yang didirikan pada tahun 2001 dan memiliki sejumlah santri asli Pulau Bawean. Beberapa kegiatan seperti Ngaji Batik, Eco Pesantren Penaber, serta pengembangan peternakan kambing dan sapi merupakan bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang diajarkan dan berpotensi meningkatkan minat santri dalam menggerakkan ekonomi kreatif daerah setempat.

Prinsip dasar pertanian terpadu merupakan suatu sistem berkesinambungan dan tidak berdiri sendiri serta menganut prinsip segala sesuatu yang dihasilkan akan kembali ke alam. Ini berarti limbah yang dihasilkan akan dimanfaatkan kembali menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Model integrasi tanaman ternak yang dikembangkan di lokasi beberapa daerah dan negara berorientasi pada konsep ”zero waste production system” yaitu seluruh limbah dari ternak dan tanaman didaur ulang dan dimanfaatkan kembali ke dalam siklus produksi. Inovasi teknologi untuk mendukung model tersebut telah dilakukan di Sulawesi Selatan antara lain meliputi: Teknologi penyimpanan/pengolahan limbah pertanian (jerami padi) untuk produksi pakan.

Pakan yang biasa diberikan kepada sapi umumnya hijauan, berupa rumput lapang yang nilai protein kasarnya sekitar 6,8% dan TDN 52%, dan sebagian diberikan jerami. Komposisi nutrisi jerami padi yang telah difermentasi dengan menggunakan starter mikroba sebanyak 0,06% dari berat jerami padi dapat meningkatkan nilai protein kasar jerami padi dari 4,3% menjadi 8,15% dan diikuti dengan penurunan nilai serat kasar, dan tidak adanya pemberian konsentrat karena harga konsentrat yang mahal yang diimbangi dengan pertambahan berat badan sapi yang tinggi. Namun, selama ini kelompok tani belum memanfaatkan jerami untuk dijadikan sebagai konsentrat ternak sapi karena ketidaktahuan akan teknologi pengolahan jerami dan fermentasi limbah tersebut.



Gambar 2: kegiatan penyuluhan mengenai pemanfaatan jerami padi melalui teknologi amoniasi jerami.

Rendahnya laju pertumbuhan ternak salah satunya disebabkan oleh tingkat reprodusibilitas yg masih rendah sehingga membutuhkan teknologi yang mampu mengatasi masalah inbreeding, yakni penerapan teknologi Inseminasi Buatan (IB) dengan catatan ternak memiliki catatan perkawinan yang lengkap. IB selain mampu mengatasi inbreeding juga mampu mengurangi resiko akibat perkelahian antar pejantan selama perebutan atau kompetisi dalam mengawini rusa betina yang birahi. IB juga memberikan keuntungan dalam efisiensi penggunaan pejantan unggul dan memungkinkan perkawinan dilakukan tidak terbatas pada lokasi dan perbedaan berat badan yang dalam pelaksanaannya membutuhkan data kualitas semen yang akan diinseminasikan.


Gambar 3: Penyuluhan mengenai kesehatan serta reproduksi ternak

Kendala yang dihadapi dari  masyarakat Pulau Bawean pada umumnya dan khususnya pada pondok pesantren maupun Lembaga Pendidikan Sosial Darul Fikri, yakni masih kurangnya keinginan masyarakat untuk mengembangkan dan mengelola potensi  Pulau Bawean secara maksimal.  Hal ini dikarenakan masih belum banyak memperoleh pelatihan dan bimbingan serta pembinaan yang intensif terkait pengembangan  pada sektor peternakan. Peran pondok pesantren dalam menghasilkan SDM berkualitas, berakhlak mulia, berlatarbelakang nilai-nilai spiritualitas merupakan aspek penting dalam kegiatan ini. Masyarakat Bawean yang berdomisili di daerah Bawean sendiri, khususnya pada saat hari raya qurban, tidak bisa melakukan ibadah qurban di wilayah Bawean sendiri, karena populasi ternak yang sangat terbatas mengakibatkan harga ternak tinggi.

Kondisi alam yang subur sebagian besar masyarakat mempunyai lahan yang luas ditanami padi. Hasil samping padi berupa jerami padi dan sekam yang berlimpah, hanya dibakar, belum ada wawasan IPTEK terkait model pertanian-peternakan terintegrasi sehingga pemanfaatan limbah pertanian belum maksimal.

Maka dari itu, dosen dan mahasiswa dari Fakultas Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan, serta Fakultas Biologi bekerjasama dalam kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Doktor Mengabdi dengan tema kegiatan “Peningkatan Ekonomi Kreatif melalui Pengembangan Usaha Komoditas Ternak Potensial menuju Terwujudnya Kemandirian Pondok Pesantren dan Lembaga Pendidikan di Pulau Bawean”. Kegiatan tersebut dilakukan secara hybrid, daring dan luring mulai bulan Juni 2021 hingga November 2021. Diharapkan melalui kegiatan tersebut akan tercipta suatu kemandirian ekonomi dari pondok pesantren dan lembaga pendidikan setempat.