POTENSI DAN PERTUMBUHAN KAMBING DI WILAYAH KABUPATEN PACITAN JAWA TIMUR PERLU TERUS DIKEMBANGKAN

Gambar. Kegiatan Program Doktor Mandiri Tim LPPM-UB yang dilaksanakan mulai bulan Juli 2017 , kegiatan classroom dan outdoor:  a.Pelaksanaan sosialisasi dan materi pembinaan kelompok peternak, b.Pelaksanaan praktek IB melibatkan dua calon inseminator kambing. c. Paket obat-obatan, suplemen pakan dll yang diperkenalkan kepada peternak. d. Penyerahan peralatan IB secara simbolis kepada ketua kelompok Peternak Sidomulyo. (Fofo Agus Budiarto, 2017).

Potensi Kambing di Kelompok Peternak Sidomulyo, Kabupaten Pacitan

Bagian dari wilayah Kabupaten Pacitan mempunyai topografi berbukit (kemiringan  31-50 %) seluas 722,72 km2 atau 52 % darI luas wilayah kabupaten Pacitan, sedang wilayah bergunung (kemiringan> 51 %) dengan luas 138,99 Km² atau 10 % dari  luas wilayah di Kabupaten Pacitan. Desa Sidomulyo kabupaten Kebonagung termasuk dari dua tipe tersebut. Topografi. Habitat kambing pada dasar nyamenyukai wilayah topografi seperti itu, karena secara alami kebiasaan kambing mengkonsumsi pakan hijauan berupa dedaunan dengan cara brouwsing sehingga kambingtersebut di kenal kambing gunung, dengan ukuran tubuh yang tinggi dan panjang. Dilihat dari ukuran tubuh, performans kambing yang terbiasa mengkonsumsi pakan hijauan berupa legume, dibandingkan dengan kambing yang terbiasa mengkonsumsi hijauan berupa rumput lapang di tanah datar jauh berbeda. Desa Sidomulyo kabupaten Pacitan pada saat sekarang telah berkembangbiak jenis kambing diantaranya kambing Peranakan Etawa (PE), kambing local (Jawarandu), kambing keturunan Boer. Ketiga jenis tersebut berkembang cukup baik, artinya desa Sidomulyo bisa berkembang kambing bertipe perah, tipe dwiguna dan tipe daging. Namun image masyarakat pada kambing PE dari ukurannya masih kuat karena PE mempunyai tubuh yang tinggi warna yang spesifik hitam putih, namun tidak dibudidayakan sebagai kambing tipe perah. Kambing Boer yang mulai dibudidayakan sejak 6 tahun yang lalu, sudah mulai digemari karena bisa tumbuh dengan baik di wilayah perbukitan dan pegunungan. Ukuran tubuhnya yang tebal, kokoh gagah, mencerminkan kambing yang berotot dan menyumbangkan produksi daging yang banyak. Pakan yang dikonsumsi tidak pilih-pilih, dengan rumput-rumputan maupun dedaunan (leguminosa) tetap memberikan performans yang baik.

 

Pelaksanaan Kegiatan Program Doktor Mengabdi LPPM-UB

Akhir-akhirini dengan ada beraneka ragamnya ternak jenis kambing di desa Sidomulyo, muncul berbagai permasalahan dalam pengelolaannya. Utamanya permasalahan pada sistim perkawinan, pakan tambahan atau pakan konsentrat, dan tatalaksana yang baik, pemasaran hasil budidayanya. Sehubungandenganinimelalui program Doktor mengabditahun 2017, tim Fakultas peternakan UB (AgusBudiarto, Gatot Ciptadi, Moch Nasic, Sri Wahyuningsih dan Sri Rahayu) mulai bulan juli 2017 telah melakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya pada kelompok ternak Rejomulyo yang diketuai oleh bapak Sunaryo dan kelompok Sidodadi dengan ketua Bapak Romli , sudah melakukan tatap muka di balai Desa Sidomulyo. Tanggapan positip juga di dapatkan dari Kepala Desa Sidomulyo Bapak Mujono, karena dengan adanya kegiatan ini dihadiri sekitar 57 orang usia produktif. Dengan materi yang diberikan mencakup teknik budidaya, teknologi kawin buatan, introduksi kambing bangsa baru Etsen (Etawa Senduro), dan penyakit pada kambing, mendapatkan sambutan yang baik dari peserta penyuluhan, yang ditandai dengan ketekunan peserta mengikuti kegiatan sampai tuntas dan mengalirnya berbagai pertanyaan dari peserta.

Pada kesempatanini sesuaidengan program Doktor mengabdi yang dipertanyakan peserta langsung ditindaklanjuti, seperti halnya permasalahan penyakit external pada kambing maka peserta melalui kelompok mendapatkan paket contoh obat-obatan nafsu makan, vitamin ADE3K, obat bloat dan obat spray untuk lukaataupun kutu. Sedangkan permasalahan yang berhubungan dengan perkawinan atau dengan reproduksi maka dengan melalui kelompok itu juga di lakukan pengajaran /pelatihan petugaskawin suntik dari peserta yang masihmuda. Dengan harapanpetugas tersebut dapat melakukan kawin buatan secara mandiri pada kelompoktersebut. Sehubungan dengan itu untuk memberikan  hasil yang nyata kegiatan classroom dilanjutkan di lapang untuk melakukan inseminasi buatan pada kambing betina yang sudah dipersiapkan kondisi birahinya. Perlakukan gertak birahi (suntik hormone PGF2alpha) pada kambing betina yang digunakan untuk praktek telah dilakukan 3 hari( 72 jam) sebelumnya. Praktek lapang yang dilakukan oleh anggota kelompok yang ditunjuk dapat berjalanlancar ,sesuai petunjuk dan tepat sasaran, namun masih memerlukan pengalaman yang lebih banyak lagi. Tahap pertama dan kedua kegiatan kawin buatan dapat berjalan dengan baik, pertama ditandai dengan kambing betina yang digertak birahi pada hari kedua tidak terjadi keguguran, yang berarti mereka sudah mampu memilih kambing yang betul-betul tidak bunting dan kondisi birahi kambing betina pada hari ketiga menampakkan berahi yang baik.  Keberhasilan yang kedua proses kawin buatan berjalan sesuai dengan standart operasional. Evaluasi ketiga masih menunggu 3 minggu lagi, apabila dalam waktu itu tidak minta kawin lagi berarti kambing diperkirakan bunting.

Sebagai tindak lanjutnya Tim kegiatan ini menitipkan bibit semen beku kambing jenis Boer dan jenis kambing PE Senduro pada Instansi terkait sehingga terjamin kehidupan spermanya (semen bekunya), Selain itu melalui program ini sekaligus mendekatkan masyarakat peternak (kelompok) dengan instansi terkait. Upaya ini selain mengenalkan teknologi tepatguna sekaligus memperbaiki mutu ternak kambing setempat dengan bibit unggul (Agus Budiarto, 2017).

Leave a Reply